TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei terbaru dari perusahaan riset berbasis digital, Populix, menyebutkan pinjaman online alias pinjol paling banyak digunakan masyarakat untuk membiayai kebutuhan rumah tangga.
Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, menjelaskan, dalam survei bertajuk “Unveiling Indonesia’s Financial Evolution: Fintech Lending and Paylater Adoption” itu diketahui sebanyak 51 persen responden mengaku menggunakan pinjol untuk membiayai kebutuhan rumah tangga.
Berikutnya, responden menggunakan pinjol untuk dijadikan modal bisnis (41 persen) dan membeli perlengkapan pendukung pekerjaan (25 persen). Lalu pinjol juga digunakan untuk membiayai pendidikan (23 persen), membiayai gaya hidup dan hiburan (22 persen), dan membiayai pengobatan atau kesehatan (13 persen).
Adapun sejumlah alasan menjadi pertimbangan responden dalam memilih aplikasi pinjol. Utamanya, atau sebanyak 77 persen responden memilih pinjol karena kecepatan pencairan dana, memiliki izin dari OJK (72 persen), proses registrasi yang mudah (52 persen), serta menerapkan tingkat bunga rendah (50 persen).
Namun ada juga hasil survei yang cukup mengkhawatirkan karena sebanyak 49 responden responden mengaku tidak memahami peraturan yang berlaku terkait aktivitas pinjol.
“Tanpa literasi keuangan yang memadai, masyarakat riskan terjebak dalam aplikasi ilegal dan kredit macet,” kata Timothy lewat keterangan tertulis, Selasa 24 Oktober 2023. Maraknya penggunaan pinjol yang tidak dibarengi dengan pemahaman seputar regulasi itu seharusnya menjadi alarm kencang bagi para pemangku kepentingan.
Survei tersebut dilakukan pada 15-18 September 2023 secara daring dengan melibatkan 1.017 orang di Indonesia. Respondennya adalah lelaki dan perempuan berusia 17-55 tahun. Pertanyaan survei dikemas dalam bentuk kuesioner dengan format pilihan ganda tunggal, pilihan ganda kompleks, dan skala likert.
Selanjutnya: Laporan survei menunjukkan ...