TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menjelaskan soal tarif dan layanan buntut dari 15 rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek yang masuk bengkel kereta atau depo. Perawatan itu berdampak pada 28 perjalanan yang dibatalkan mulai Kamis, 19 Oktober 2023.
“Okelah (tarif) naik jadi Rp 20 ribu maksimal, atau menjadi Rp 27 ribu maksimal, ya apa kompensasinya?” ujar Aditya saat dihubungi pada Senin, 23 Oktober 2023.
Dia mempertanyakan jika rangkaian kereta itu masuk bengkel, lalu layanan kereta berkurang, tapi tarifnya maksimal Rp 20 ribu, apa kelebihan yang didapatkan penumpang. Karena justru yang terjadi frekuensi perjalanan rendah, operasional hariannya juga tidak banyak, pukul 21.00 WIB sudah habis.
“Menurut saya seharusnya masyarakat itu diberi benefit tambahan ketika tarifnya mulai berangsur kembali normal,” tutur dia.
Menurut Aditya, seharusnya seiring normalnya operasional armada LRT Jabodebek dituntut bertambah, bukan malah berkurang. Artinya, kata dia, karena ada gangguan, dari sisi sarana LRT Jabodebek belum siap.
Baca Juga:
Sehingga, PT Industri Kereta Api (Perseo) atau PT INKA—yang memproduksi trainset LRT Jabodebek—harus berupaya lebih untuk bisa mempercepat maupun menjaga keandalan sarananya. Karena, seharusnya armada yang tidak siap beroperasi itu dikurangi, jangan sampai cadangan trainset juga tidak siap beroperasi.
“Ini kenapa dikurangi? Bisa jadi karena cadangannya pun tidak siap operasi. Itu yang menurut saya kritikalnya sih saya sorotannya pada PT INKA,” ucap Aditya.
PT INKA, dituntut untuk bisa menyediakan sarana yang andal. Karena dari sisi masyarakat, menurut Aditya, inginnya semakin lama perjalanannya semakin banyak. “Waktu tunggunya makin sedikit. Masa operasinya mulai dari lebih pagi sampai lebih malam,” kata dia.
Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengatakan pembatalan sejumlah perjalanan LRT Jabodebek mengakibatkan headway atau jarak kedatangan antar kereta menjadi lebih panjang. Dia menjelaskan, perawatan itu dilakukan untuk memastikan perjalanan LRT Jabodebek aman dan nyaman.
“Pada masa perawatan ini sejumlah sarana kereta diharuskan tidak dapat dioperasikan, hingga perawatan selesai dilaksanakan,” ujar dia lewat keterangan tertulis dikutip Kamis, 19 Oktober 2023.
Beberapa perawatan yang dilakukan antara lain, 13 trainset harus melakukan bubut roda untuk memastikan kondisi roda sesuai dengan apa yang menjadi syarat perjalanan LRT Jabodebek. Sedangkan 2 trainset lainnya mengalami gangguan pada integrasi sistem persinyalan.
“Akan berlaku beberapa hari ke depan (pembatalan perjalanan). Kami akan informasikan jika ada perubahan lebih lanjut,” ucap Kuswardoyo.
Karena menurut dia, keamanan menjadi prioritas bagi operasional LRT Jabodebek. Sehingga pihak LRT Jabodebek terpaksa menghentikan operasi sejumlah trainset untuk dilakukan perawatan sesuai dengan jadwal perawatan yang ada.
Kuswardoyo juga menyampaikan permohonan maaf atas adanya gangguan perjalanan dan pelayanan kereta yang terjadi, “Saat ini kami bersama stakeholders berupaya semaksimal mungkin agar proses perawatan segera terselesaikan, sehingga operasional perjalanan kembali normal," kata Kuswardoyo.
Pilihan Editor: Menjadi Cawapres Prabowo, Ini Bisnis dan Kekayaan Gibran