Gerry mengingatkan, Surya Airways sebagai maskapai baru tidak akan memiliki reputasi yang kokoh sehingga jika terjadi schedule disruption akibat kurangnya spare parts, maka dampaknya kepada konsumen akan jauh lebih besar dibanding maskapai yang reputasinya sudah kokoh.
Gerry juga menyebut beberapa tantangan di industri penerbangan saat ini yang perlu menjadi catatan Surya Airways. Ia menyebut, faktor-faktor yang memberatkan maskapai sekarang selain spare parts juga masalah pengadaan pesawatnya. "Pulihnya demand di dunia mengakibatkan semua maskapai berebutan mencari pesawat untuk menambahkan armada mereka," ucap Gerry.
Dengan kondisi itu, ekspansi armada yang dibutuhkan Surya Airways untuk menjalankan ekspansi rute sesuai business plan-nya akan lebih berat jika dibandingkan dengan maskapai yang sudah established. Menurutnya, hal itu karena maskapai yang sudah established sudah memiliki market and demand inertia yang belum dimiliki maskapai baru.
Selain itu, Gerry mengatakan, Surya Airways juga harus memperhatikan faktor non-airline. Menurutnya, meskipun demand berdasarkan faktor-faktor ekonomi makro Indonesia sangat bagus, faktor-faktor ekonomi mikro sedang cukup berat bagi konsumen secara individu. "Dalam kondisi tersebut, meskipun keinginan untuk melakukan perjalanannya tinggi, namun propensity to travel para konsumen belum pulih dibanding pra-pandemi," ujar Gerry.
Pilihan editor: Profil Maskapai Penerbangan Baru Surya Airways, Siapa Benny Rustanto Pendirinya?