TEMPO.CO, Jakarta - Pasca pandemi Covid-19, maskapai baru bermunculan di industri penerbangan Indonesia. Maskapai Surya Airways milik pengusaha Benny Rustanto akan menjadi pemain baru. Lantas, bagaimana peluang Surya Airways di tengah persaingan dengan maskapai udara lainnya?
Saat ini maskapai Surya Airways telah mengantongi Sertifikat Standar Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal (SS-AUNB). Meskipun demikian, Kementerian Perhubungan belum memberikan izin kepada Surya Airways untuk beroperasi. Surya Airways harus mengikuti beberapa tahapan dan melengkapi proses persyaratan lainnya.
Pengamat penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia, Gerry Soejatman menanggapi kemunculan Surya Airways di industri penerbangan Indonesia. Menurutnya, saat ini maskapai baru memang dibutuhkan mengingat permintaan pasar yang sudah pulih. Sayangnya, ketersediaan armada belum mampu mengimbangi permintaan pasar.
"Maskapai-maskapai yang megoperasikan ATR dan jet, masih di sekitar 370-an pesawat, masih jauh dibanding armada pra pandemi yang berjumlah 550-600 pesawat. Jadi tentu ada gap di demand dan ini mengakibatkan beberapa kekurangan kapasitas khususnya di bandara-bandara sekunder," ujar Gerry melalui pesan singkat kepada Tempo pada Senin, 23 Oktober 2023.
Menurut Gerry, Surya Airways memiliki kesempatan yang bagus jika memiliki strategi yang tepat. "Maskapai baru merupakan investasi baru ke industri airline dan ini bisa meningkatkan kapasitas. Namun jika strateginya tidak tepat dan perencanaan serta pengadaan spare parts-nya tidak diantisipasi dengan baik, maka posisinya akan sangat ringkih," kata Gerry.
Tantangan di industri penerbangan