TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar transportasi dari Universitas Indonesia (UI) Sutanto Soehodho merespons kejadian penumpang yang tidak naik Kereta Cepat Whoosh karena tertinggal. Kejadian penumpang tertinggal karena kendala pada operasional Kereta Api Feeder, terjadi pada Kamis, 19 Oktober 2023, untuk jadwal keberangkat 06.56 WIB dari Stasiun Padalarang,
Menurut Sutanto, pemerintah butuh waktu dan pengalaman dalam menyiapkan intermoda kereta cepat dengan lainnya. Namun secara khusus, kata dia, karena kereta cepat merupakan pelayanan khusus dengan kelasnya non-ekonomi maka angkutan lanjutan atau feeder untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung harus bersifat 'dedicated'.
“Artinya memang diperuntukkan untuk PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC), dan apabila dikaitkan dengan pelayanan non PT KCIC maka angkutan feeder tersebut harus tetap mengutamakan pelayanan untuk KCIC agar integrasinya optimal dan sinkron,” ujar dia saat dihubungi pada Sabtu, 21 Oktober 2023.
Intinya, Sutanto mengatakan, integrasi antarmoda dan jaringan untuk PT KCIC harus seamless atau tanpa delay (sebagai standar pelayanan minimal). Dia menjelaskan, sebenarnya pelayanan PT KCIC saat ini dinilai masih bersifat persiapan dan mencari bentuk menuju pelayanan prima.
“Untuk itu tentu masih banyak yang perlu disiapkan dan dibentuk atau dibangun, agar dapat menarik lebih banyak peminat dan penumpang,” ucap Sutanto.
General Manager Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa mengatakan pihaknya memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan penumpang Kereta Cepat Whoosh yang mengalami keterlambatan.
KAI berjanji menyiapkan satu rangkaian cadangan Kereta Api Feeder