Saat itu, dia mendapatkan Pendanaan Riset Inovatif Produktif (Rispro) dari LPDP untuk melakukan rancang bangun dan prototyping kereta cepat Indonesia. Pendanaannya diberikan selama tiga tahun dan baru berhasil di tahun 2022. Di mana nilainya Rp 4,895 miliar.
“Namun karena ada Covid-19 kami sempat diperpanjang dan sekarang sudah selesai dari sisi lini kemudi, yaitu mulai dari ujung depan sampai ujung belakang, bagian luar dan bagian dalam,” ujar dia dikutip dari akun YouTube LPDP RI, Senin, 9 Oktober 2023.
Dalam video berdurasi lima menit dua detik itu diperlihatkan pula rancang bangun dan prototyping kereta cepat. Lingkup riset ini termasuk pengerjaan desain envelope cabin dan kokpit. Juga studi human factors engineering dan ergonomis, pengujian aerodinamis, serta perancangan dan pengujian struktur carbody.
Menurut Agus, dari sisi teknologi jika melihat kecepatan, selama ini perkeretaapian Indonesia kecepatannya antara 80-120 kilometer per jam. Jika melihat rute Jakarta-Surabaya dengan Argo Bromo Anggrek yang biasanya 12-13 jam, kini bisa ditempuh dengan 8 jam. Dengan kereta cepat ini seandainya diimplementasikan waktu tempuhnya hanya 3 jam 40 menit.“Puncak dari suatu industri perkeretaapian itu adalah ketika bisa membuat dan merancang kereta cepat,” kata Agus.
Pada bagian narasi akhir video dijelaskan bahwa proses produksi kereta cepat itu dilakukan oleh PT INKA. Bahkan disebutkan pula bahwa kereta cepat ditargetkan rampung diproduksi pada 2025, untuk selanjutnya melakukan uji coba pada 2026.
Pilihan editor: Tiket Kereta Cepat Whoosh Ludes untuk Akhir Pekan, KCIC Tambah 12 Perjalanan