TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economi and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan dampak ekonomi dari konflik Hamas vs Israel yang terjadi. Perang di Jalur Gaza itu dimulai sejak 7 Oktober 2023 dan hingga saat ini belum mereda.
“Konflik di Timur Tengah selalu punya andil ke gangguan pasokan minyak mentah,” ujar Bhima saat dihubungi pada Senin, 16 Oktober 2023.
Menurut Bhima, meskipun kenaikan harga sejauh ini terbatas di level US$ 87 per barrel tapi dampaknya ke beban anggaran subsidi energi cukup besar. Ditambah lagi dengan adanya pelemahan kurs rupiah karena investor kembali ke aset yang aman.
Dia mengatakan selisih harga bahan bakar minyak atau harga BBM nonsubsidi dan subsidi cukup lebar bisa berdampak. Dia mencontohkan, misalnya Pertamax dan Pertalite selisihnya di atas Rp 5.000 per liter, maka kuota BBM bisa jebol.
“Konsumen dengan daya beli melemah karena harga beras naik pasti akan berburu BBM jenis subsidi,” ucap Bhima.
Selanjutnya: Sudah lewat delapan hari konflik Hamas vs Israel....