TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, blak-blakan membeberkan tiga tugas utama yang diberikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepadanya di perusahaan pelat merah itu.
“Pertama, perbaiki defisit anggaran berjalan. Bagaimana pun, usahakan jangan banyak impor,” kata Ahok dalam acara Podcast Depan Pintu (PDP) Episode 29 oleh Kaesang yang diunggah melalui YouTube Kaesang Pangarep by GK Hebat dan dikutip Tempo, Ahad, 15 Oktober 2023.
Tugas kedua, kata Ahok, Presiden meminta agar Pertamina turut menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Terakhir, atau ketiga, Ahok ditugaskan untuk menahan laju inflasi yang disebabkan oleh sektor energi.
"Kedua, jangan bikin APBN nombok terus sama Pertamina, mesti nyumbang duit, dong. Nah yang ketiga apa, kamu pegang energi harus usahakan tidak terjadi inflasi oleh energi rumah tangga terutama transport," tutur Ahok.
Selama tiga tahun sejak 2019 hingga 2022, Ahok mengklaim Pertamina sudah mengantongi total sekitar US$ 3,2 miliar. Angka ini merupakan optimalisasi pengeluaran (cost optimization) yang meliputi cost efficiency, cost avoidance, dan revenue enhancement.
“Yang bilang Pertamina untung karena jual minyak, enggak, kita untung karena penghematan. Nah ide-ide seperti ini yang ditugaskan Presiden untuk dikerjakan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta yang resmi diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sejak 25 November 2019.
Adapun sepanjang tahun 2022 lalu, Pertamina membukukan laba bersih tertinggi sepanjang berdirinya perseroan. Perseroan membukukan laba bersih US$ 3,81 miliar atau Rp 56,6 triliun, meroket 86 persen dibanding tahun 2021 sebesar US$ 2,05 miliar atau Rp 29,3 triliun.
Pendapatan Pertamina juga melejit pada tahun lalu menjadi 2022 sebesar US$ 84,89 miliar atau sekitar Rp 1.262 triliun naik, atau naik 48 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar US$ 57,5 miliar.
Selanjutnya: Kinerja keuangan konsolidasian tahun 2022 ini...