TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengklaim sekitar 400 kepala keluarga sudah mendaftar secara sukarela untuk direlokasi dari Pulau Rempang, Batam. Pernyataan ini Bahlil sampaikan menyusul kunjungannya ke wilayah tersebut akhir pekan lalu.
Dari 400 itu, 27 kepala keluarga sudah berada di rumah transit. "Sementara dan sisanya masih dalam proses,” kata Bahlil saat ditemui di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 10 Oktober 2023.
Bahlil menyebut selama akhir pekan kemarin ia mengunjungi sejumlah kampung seperti Pasir Panjang dan Tanjung Banon. Ia mengatakan tak semua setuju dengan penjelasannya. “Sebagian memang butuh waktu dan kesabaran komunikasi,” katanya. Ia tak menjawab saat ditanya persentase warga yang menolak.
Dalam keterangan tertulis BKPM pada Minggu, 8 Oktober 2023, Bahlil mengatakan 70 persen warga di Pasir Panjang setuju untuk digeser.
Pemerintah akan mengembangkan Pulau Rempang menjadi Rempang Eco City, sebuah kawasan industri, perdagangan, hingga pariwisata terintegrasi. Pengembangan Rempang Eco City diluncurkan di Kemenko Perekonomian pada 12 April 2023. PT Makmur Elok Graha atau MEG menjadi pengembang dengan nilai investasi sekitar Rp 381 triliun hingga 2080 mendatang.
Proyek itu tidak berjalan mulus. Masyarakat adat menolak direlokasi. Bentrok pun terjadi pada 7 September 2023 ketika aparat gabungan masuk perkampungan untuk memasang patok tata batas lahan. Kerusuhan kembali terjadi ketika masyarakat melakukan unjuk rasa di depan Kantor BP Batam pada 11 September 2023.
Pemerintah sebelumnya mengklaim tak ada penggusuran dalam proyek itu. Masyarakat Pulau Rempang hanya akan digeser tempat tinggalnya ke wilayah Tanjung Banon.
Di titik relokasi itu, pemerintah menjanjikan kompensasi berupa tanah 500 meter persegi, rumah tipe 45 senilai Rp 120 juta. Kemudian, uang saku senilai Rp 1,2 juta per kepala dan uang sewa rumah sebesar Rp 1,2 juta selama masa tunggu konstruksi hunian baru di Tanjung Banon.
Ketika ditemui di Istana pada Selasa, Bahlil mengatakan pemerintah akan menjamin soal rumah ini. Namun realisasinya dalam enam sampai tujuh bulan ke depan.
Berdasarkan reportase Tempo di lapangan, kedatangan Bahlil ke Pulau Rempang disambut aksi unjuk rasa penolakan relokasi oleh warga. Mereka menegaskan akan tetap bertahan meskipun harus bertaruh nyawa.
Bahlil berkunjung ke Masjid Tanjung Banun pada Jumat, 6 Oktober 2023. Ia datang didampingi oleh Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, dan Walikota sekaligus Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi. "Kami tetap menolak, kita hanya menuntut hak kita, kami hanya pertahankan tanah wilayah kami," kata Saniah salah seorang warga Pulau Rempang.
DANIEL A. FAJRI | YOGI EKA SYAHPUTRA
Pilihan Editor: Terpopuler: Langkah Arief setelah Gantikan Syahrul Yasin Limpo, Tiket Gratis Kereta Cepat Kembali Dibuka