TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan membuka keran impor gula dan jagung industri untuk mengatasi kenaikan harga dua komoditas tersebut di Tanah Air. Keputusan ini diambil dalam rapat terbatas soal pangan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin siang, 9 Oktober 2023. Selain, gula dan jagung, dalam pertemuan tertutup tadi juga dibahas soal realisasi rencana impor beras, yang harganya sedang naik.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat dijumpai usai rapat terbatas. Ia mengatakan harga gula dan jagung industri berangsur naik.
“Kita akan lihat perkembangan minggu ke minggu. Jangan sampai keputusan terlambat,” katanya, merujuk pada situasi global seperti konflik dan fenomena alam seperti El Nino yang berdampak pada kenaikan harga.
Lebih jauh, Zulhas mengatakan pemerintah akan mengimpor 250 ribu ton jagung untuk industri pakan ternak. Sementara untuk gula, Politikus Partai Amanat Nasional itu mengatakan pemerintah tidak akan langsung mengimpor, tetapi menunggu dulu apakah harganya bisa turun.
Menteri menyebut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menentukan harga gula lebih rendah Rp 12.500 per kilogram daripada yang pemerintah beli, Rp 13.000 per kilogram. “Jalan keluarnya akan dipelajari Bapanas untuk disesuaikan,” kata Zulhas.
Solusi untuk Beras
Bank Indonesia melalui laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat, per 6 Oktober 2023, harga beras medium melambung ke level tertingi yakni Rp 18.450 per kilogram. Panel Harga Badan Pangan Nasional juga menunjukkan rata-rata harga beras medium per 8 Oktober 2023 sudah menyentuh angka Rp 13.200 per kilogram.
Untuk mengerem kenaikan harga beras, pemerintah melalui Perum Bulog telah menyalurkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar. Beras SPHP dibanderol Rp 10.900 dengan harapan dapat menurunkan harga komoditas ini di tingkat konsumen.
Selanjutnya: Selain itu, pemerintah juga mengatasi...