“Saya sudah tinjau lokasi Dapur 3, itu tanjakannya tinggi sekali. Saya sengaja jalan kaki, tidak naik mobil supaya Pak Gubernur dan Pak Wali Kota ikut saya jalan kali," ujar dia. "Untuk perahu nelayan jauh sekali. Maka kemudian, kami fokus cari tempat dekat pantai, jadi lokasi relokasi inilah (Tanjung Banun) yang saya tinjau."
Soal kepastian penggantian rumah, Bahlil meminta kepada warga untuk tidak meragukan komitmen pemerintah. Menurutnya, pemerintah akan mengganti selisihnya jika nilai rumah yang disediakan lebih murah.
Dia menuturkan rumah pengganti yang disediakan pemerintah merupakan tipe 45 yang nilainya sebesar Rp 120 juta. Apabila rumah yang dimiliki warga sebesar Rp 500 juta maka selisihnya akan dibayarkan oleh pemerintah. "Itu (penilaian) tidak berdasarkan BP Batam tapi berdasarkan konsultan yang akan menilai yaitu KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik),” kata Bahlil.
Di tempat yang terpisah, Bahlil tidak menampik bahwa masih ada masyarakat yang belum setuju untuk digusur. Menurut dia, ada juga sekelompok ibu-ibu yang belum mau berpindah. Hal tersebut, ucapnya, meyakinkan dia bahwa pemerintah harus terus melakukan komunikasi dan sosialisasi yang baik.
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan lima lokasi prioritas yang akan mengalami penggusuran dalam tahap pertama pengembangan Rempang Eco-City. Lokasi prioritas tersebut mencakup kampung Pasir Panjang, Blongkeng, Sembulang Hulu, Sembulang Tanjung dan Pasir Merah.
Secara total, di lima kampung tersebut terdapat 961 KK. Dari seluruh KK di lima kampung tersebut, BKPM mengklaim sudah ada 341 KK yang secara sukarela menyatakan mau melakukan pergeseran.
RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan editor: Menteri Bahlil Sambangi Pulau Rempang, Emak-emak Terus Suarakan Tolak Digusur Demi Rempang Eco City