TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan program bagi-bagi rice cooker gratis oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa membebani masyarakat. Sebab, pengeluaran dari konsumsi listrik rumah tangga akan bertambah.
"Ini hanya pindah dari penggunaan LPG ke alat listrik. Sama saja ada pengeluaran, meski di awal didapatkan cuma-cuma," kata Bhima kepada Tempo, Sabtu, 7 Oktober 2023.
Toh, menurut Bhima, sudah menjadi hal wajar ketika masyarakat miskin atau rentan miskin menggunakan liquified petroleum gas (LPG) subsidi 3 kilogram untuk memasak. Sebab, mereka memang menjadi sasaran dari program ini. Artinya, kata Bhima, pemerintah mestinya memperketat penyaluran subsidi LPG yang masih banyak dinikmati kelas menengah ke atas.
"Logikanya nggak dapat. Orang miskin dikasih alat masak listrik," ucap Bhima. "Mereka selama ini memang berhak pakai LPG, ngapain harus pakai alat masak listrik?"
Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P. Hutajulu memang blak-blakan soal subsidi listrik seiring program rice cooker gratis.
"Subsidi listrik belum ada rencana untuk diubah," kata Jisman ketika dihubungi Tempo melalui aplikasi perpesanan pada Jumat, 6 Oktober 2023.
Kementerian ESDM memang akan menyalurkan alat memasak listrik (AML) usai merilis Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023. Adapun AML yang dimaksud, yakni alat yang berfungsi untuk menanak nasi, menghangatkan makanan, dan mengukus makanan. Mengacu pada pasal 3 ayat 1 peraturan tersebut, bantuan AML akan diberikan kepada rumah tangga yang tidak memiliki AML.
Syaratnya, calon penerima rice cooker gratis tersebut merupakan pelanggan PT PLN (Persero) atau PT PLN Batam dengan golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada tegangan rendah dengan daya 450 volt-ampere (R-1/TR); golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada tegangan rendah dengan daya 900 volt-ampere dan 900 volt-ampere RTM (R-1/TR); atau golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada tegangan rendah daya 1.300 volt-ampere (R-1/TR). Calon penerima AML tersebut diusulkan berdasarkan validasi kepala desa/lurah setempat atau pejabat yang setingkat.
Jisman mengatakan, melalui penggunaan AML, diharapkan penggunaan Liquified Petroleum Gas (LPG) akan berkurang. Hal ini mengingat bahan bakar LPG sementara ini masih diimpor.
Pilihan Editor: Terkini: Luhut Dirawat di RS Singapura, Kekayaan Ketua KPK Firli Bahuri