TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menghadiri rangkaian acara konferensi Globoil India 2023 di Mumbai, India. Dalam kegiatan tersebut, Jerry mengatakan perlu ada kolaborasi antara negara-negara, khususnya India, untuk melawan diskriminasi dalam industri kelapa sawit.
Pasalnya, menurut dia, banyak kampanye negatif yang menganggap industri kelapa sawit sebagai penyebab deforestasi dan degradasi yang mengakibatkan perusakan lingkungan. "Hal ini perlu diluruskan dengan menggunakan informasi faktual tentang praktik sawit yang berkelanjutan," kata Jerry dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 Oktober 2023.
Selain itu, Jerry mengatakan kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) berpotensi menghambat ekspor produk sawit ke pasar Eropa. Regulasi tersebut berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kehidupan lebih dari 2 juta petani di Indonesia.
Dia mengatakan India memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan berencana untuk memulai produksi kelapa sawit di masa depan. Untuk itu, Indonesia mengajak India untuk berkolaborasi dengan negara-negara produsen kelapa sawit dalam melawan diskriminasi kelapa sawit. Tujuannya, tutur Jerry, untuk menjamin kesejahteraan masyarakat serta melindungi kehidupan petani.
Adapun kegiatan tersebut merupakan rangkaian agenda Misi Bersama (Joint Mission) Dewan Negara-negara Produsen Minyak Kelapa Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) ke India. Dia mengatakan India merupakan mitra strategis bagi Indonesia di sektor minyak kelapa sawit.
Kementerian Perdagangan mencatat nilai ekspor minyak sawit Indonesia ke India merupakan yang tertinggi, yaitu mencapai US$ 5,32 miliar dan mencakup sekitar 18 persen dari total ekspor minyak sawit Indonesia ke dunia. Nilai tersebut juga meningkat dari tahun ke tahun dengan tren pertumbuhan 12,46 persen.
Sementara ekspor minyak sawit Indonesia ke India pada 2022 tercatat sebesar 4,9 juta ton atau meningkat 62 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai tersebut memberikan kontribusi sebesar 18 persen terhadap total nilai ekspor minyak sawit sebesar US$ 5,32 miliar.
Menurut Jerry, sektor kelapa sawit juga berperan penting terhadap perekonomian nasional Indonesia. Dia berujar sektor minyak kelapa sawit Indonesia menyumbang sekitar US$ 29,66 miliar pada pendapatan ekspor 2022 dan menciptakan sekitar 5,5 juta lapangan kerja. “Pendapatan tersebut menempatkan produk minyak sawit pada peringkat pertama pendapatan ekspor sektor nonmigas selama lima tahun terakhir,” katanya.
Karena itu, dia mengatakan Indonesia harus terus mendorong Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang memastikan seluruh praktik kelapa sawit Indonesia berkelanjutan. Di samping itu, dia juga menekankan perlunya perbaikan tata kelola, aspek hukum dan pengetahuan bisnis serta teknologi dan inovasi melalui kebijakan dan peraturan yang ditetapkan pemerintah.
Pilihan Editor: Taiwan dan India Dilaporkan Buat Kesepakatan soal Pengiriman Tenaga Kerja