TEMPO.CO, Jakarta - Sejarawan di bidang ekonomi, Yuda Benharry Tangkilisan, menyatakan ekonomi biru atau blue economy yang merupakan konsep optimalisasi sumber daya perairan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada pelaksanaannya dihadapkan pada masalah eksplorasi dan eksploitasi sumber daya.
Dosen Ilmu Sejarah Universitas Indonesia ini mengungkapkan permasalahan ekplorasi dan eksploitasi sumber daya di pemerintahan era Jokowi tidak hanya berada di ranah ekonomi, bisnis dan teknologi. "Melainkan juga pada politik, diplomasi, hukum, pertahanan, dan budaya, yang sudah memiliki fondasi hukum internasional,” ujar Yuda kepada Tempo, Sabtu, 30 September 2023.
Konsep ekonomi biru, kata Yuda, sebenarnya merujuk pada ekonomi kelautan atau maritim. Awalnya konsep ini berangkat dari perikanan tangkap dan pengolahannya hingga pemanfaatan sumber daya maritim lainnya. Sumber daya alam yang dimaksud juga meliputi potensi sungai, danau, setu, dan rawa.
Yuda menjelaskan, kajian mutakhir tentang Sejarah Ekonomi Indonesia (SEI) sudah memperlihatkan perhatian terhadap keadaan dan perkembangan maritim, mulai dari dinamika pelayaran dan perdagangan, emporium, jalur sutra laut, jalur rempah, hingga peranan kawasan pedalaman.
Sektor-sektor ini berpengaruh terhadap perkembangan kawasan pesisir dan interaksi ekonomi dan pasar baik itu antar pulau, regional, maupun mondial, yang telah melalui era perdagangan bebas, kolonialisme, nasional, dan global dewasa ini.
“Eksplorasi dan eksploitasi ekonomi biru tidak terlepas dari peranan dan pengaruh kapitalisme global, terutama teknologi tinggi dalam tatanan ekonomi internasional yang tidak seimbang,” ujarnya.
Untuk itu, kata Yuda, agar mampu memahami dan mendalami akar permasalahannya secara realistis dan historis, perguruan tinggi perlu memiliki kesadaran dan kearifan terhadap konsep ekonomi biru.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menegaskan pendekatan blue economy harus menjadi arus utama pembangunan Indonesia ke depan karena konsepnya yang menyeimbangkan ekonomi dan ekologi.
Selanjutnya: “Ini harus kita buat. Kalau tidak, ..."