Total kekayaannya mencapai US$ 24.5 miliar atau sekitar Rp379 triliun. Selain Djarum, salah satu kekayaan utama Budi Hartono berasal dari sektor perbankan, melalui Bank Central Asia (BCA).
Pada 1997-1998, Hartono bersaudara membeli saham PT Bank Central Asia Tbk (BCA), setelah Keluarga Salim kehilangan kendali atas bank tersebut selama krisi ekonomi di Asia. Budi dan Michael pun kemudian menjadi pemegang saham terbesar BCA dengan nilai mencapai 54,94 persen saham melalui PT Dwimuria Investama Andalan.
Selain, Djarum dan BCA, Keluarga Hartono juga memiliki berbagai bisnis lain yang menjadi sumber kekayaannya. Mulai dari bisnis properti yang mengelola sejumlah real estat, seperti Menara BCA hingga Grand Indonesia.
Ada juga bisnis pada bidang elektronik dengan meluncurkan produk Polytron, dan bisnis penyediaan kelapa sawit melalui PT Hartono Plantation Indonesia yang menyediakan komoditas lain, yakni cengkeh, minyak atsiri, dan tembakau.
Keluarga Hartono juga memiliki saham di menara telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (ROWR), melalui PT Sapta Adhikari Investama dengan nilai 54,35 persen saham.
Selain itu, industri media dan komunikasi juga turut disasar oleh Hartono Bersaudara. Melalui Djarum Media, mereka memiliki Djarum Super Soccer TV dan Mola TV dari Polytron.
Grup Djarum juga menghasilkan berbagai produk pangan dan minuman. Adapun beberapa merek produk yang diproduksi adalah Yuzu dan Delizio Caffino. Tak hanya itu, Keluarga Hartono juga memiliki bisnis di industri digital dan teknologi. Melalui PT Global Digital Niaga (GDN), didirikan Blibli.com yang menjadi salah satu e-commerce besar di Indonesia.
Itulah rangkuman informasi mengenai profil Budi Hartono, Bos Djarum yang akan garap proyek di IKN. Semoga bermanfaat.
RADEN PUTRI | AMELIA RAHIMA SARI | MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan editor: Pemerintah Tawarkan Proyek IKN ke Investor Cina, Ekonom: Uji Kelayakan Harus Dilakukan Hati-hati