TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi kemungkinan relokasi Rempang alot hingga 2024.
"Ya saya tidak berandai andai, tapi apa yang saya lihat sekarang semestinya tidak ada masalah," kata Luhut saat ditemui di Kuningan, Jakarta pada Kamis, 28 September 2023.
Lebih lanjut, dia menjelaskan perihal Rempang sudah ditangani dengan baik oleh tim di lapangan. Luhut meminta persoalan Rempang tidak perlu dibesar-besarkan jika ada yang kurang.
"Di awal mungkin kita membuat sedikit tidak pas, tapi niatnya semuanya baik," ujar Luhut.
Konflik Pulau Rempang di Kepulauan Riau berawal dari rencana pemerintah membangun proyek strategis nasional atau PSN Rempang Eco-City. Di sana akan dibangung pabrik solar panel milik perusahaan asal Cina Xinyi Grup.
Xinyi telah menandatangani kontrak kerja sama dengan PT Mega Elok Graha (MEG). MEG adalah perusahaan milik Tomy Winata yang mendapatkan konsesi di Pulau Rempang.
Awalnya, pemerintah meminta warga mengosongkan lahan maksimal pada 28 September 2023. Tapi, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan tenggat waktu itu diundur. Dia juga menyatakan pemerintah akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada warga.
AMELIA RAHIMA SARI | YOGI EKA SAHPUTRA
Pilihan editor: Luhut Ungkap Presiden Xi Jinping Ada Kemungkinan Ikut Meresmikan KCJB