1. Harga Beras Melambung Tinggi, Politikus PKS: Ada Persaingan Tidak Sehat
Pemerintah hingga kini belum berhasil mengendalikan harga beras yang melambung tinggi, Rabu, 20 September 2023. Di tengah harga beras di pasar yang belum terkendali itu anggota DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menemukan dugaan persaingan tidak sehat yang dilakukan swasta.
Anggota Komisi IV Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin mengatakan bahwa pihaknya menerima informasi mengenai perusahaan swasta yang melakukan kecurangan dengan memiliki stok beras dalam negeri dengan harga yang jauh di atas harga pasar. "Dia pegang stok dalam negeri dengan harga yang jauh di atas harga HPP harga penggilingan. Harus kita waspadai dan kita kaji," kata Andi.
Andi mengingatkan bahwa pemerintah harus memiliki stok beras yang lebih banyak dari swasta. Jika stok beras dikuasai swasta, tentu akan sangat berbahaya karena harga akan ditentukan swasta. "Jangan sampai negara kalah oleh swasta. Lebih bahaya kalau negara tidak punya stok, yang punya swasta. Harganya ditentukan swasta. Konsumen akan dirugikan," ujar Andi.
Berita selengkapnya baca di sini.
2. Ombudsman Minta HET Beras Dicabut, Bapanas: Akan Menyulitkan Pemantauan Dinamika Harga
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menanggapi soal permintaan Ombudsman RI untuk mencabut harga eceran tertinggi atau HET beras. Arief menegaskan, dengan adanya HET beras justru merupakan instrumen pemerintah dalam melihat dinamika harga.
"Apabila tidak ada HET, maka kita akan kesulitan melihat dan mengetahui harga beras itu sedang tinggi atau rendah," ujar Arief dalam keterangannya, Selasa, 19 September 2023.
Ia menjelaskan HET merupakan parameter pemerintah. Sebab, pada saat harga beras berada di atas HET, tandanya pemerintah perlu melakukan intervensi, antara lain meningkatkan produksi dan menguatkan cadangan pangan pemerintah (CPP).
Berita selengkapnya baca di sini.
Selanjutnya: 3. Deretan Catatan Walhi soal Potensi Dampak Lingkungan....