Edo mengklaim kurang dari sebulan menuju operasional kereta cepat, semuanya sudah 85 persen. Bahkan saat ini, setiap hari KCIC menjalankan 30 unit rangkaian kereta (trainset) bolak-balik setiap hari untuk diuji coba. “Sekarang masih kita intensifkan itu. Karena memang kita membangun sistem pertama kali di Indonesia. Jadi kita harus benar-benar hati-hati,” tutur Edo.
Adapun soal target diterbitkannya sertifikasi izin operasi KCJB. Saat ini proses izin operasi sepur kilat itu masih berlangsung bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan. “Ya sesegera mungkin dong (proses izin operasi selesai),” kata dia.
Karena, Edo menjelaskan, sebelum disertifikasi Kemenhub, KCIC ingin kereta cepat itu dilakukan tes terlebih dahulu. Mulai dari sarana, prasarana, termasuk sistem yang terpasang pada KCJB.
Artinya, kata dia, secara internal KCIC sebagai operator sudah diaudit oleh konsultan independen dari China. Menurut Edo, ada tiga konsultan yang sudah membuat laporan dan itu sudah dijadikan sebagai dasar, sama seperti mengajukan sertifikasi ke Kemenhub. “Memang tahapannya begitu,” tutur Edo.
Hingga saat ini untuk proses izin operasi, komunikasi antara KCIC dengan Kemenhub cukup intens. “Harus berproses. Karena pertama kalinya kita membangun sistem bener-bener harus hati-hati, harus smoothing semuanya,” ucap Edo.
Pilihan editor: MTI Ingatkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bukan Hanya soal Membeli Waktu, tapi...