TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Transportasi Perkotaan dari Universitas Lampung Aleksander Purba menanggapi kabar mengenai mengenai sertifikasi izin operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang belum selesai. Padahal, sepur kilat yang digarap PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) itu ditargetkan beroperasi pada 1 Oktober 2023.
“Ini menyangkut kesiapan sarana dan prasarana menjelang 1 Oktober. Memaksakan beroperasi dengan mengabaikan ketidaksiapan secara maksimal sangat berisiko,” ujar dia saat dihubungi pada Rabu, 6 September 2023.
Salah satu aspek krusial, menurut Aleksander, adalah pasokan energi listrik. Karena menyangkut pihak ketiga yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Sedikit saja gangguan pasokan akan mengakibatkan seluruh sistem mengalami kerentanan untuk kembali berfungsi pada kondisi awal.
Bahkan di Jepang, dia melanjutkan, operator berbagai jenis kereta termasuk kereta cepat memiliki pembangkit listrik sendiri. “Tidak tergantung pada pihak ketiga,” kata Aleksander.
Sementara Direktur Utama PT KCIC Dwiana Slamet Riyadi alias Edo berkelit saat ditanya kepastian operasional komersil akan dilakukan 1 Oktober.
“Kita tunggu ya, karena masih ada pekerjaan rumah sertifikasi sarana dan prasarana, SDM, dan safety dengan Kementerian Perhubungan,” kata dia di Stasiun Halim, Jakarta Timur.
30 unit rangkaian kereta (trainset) bolak-balik setiap hari untuk diuji coba