TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk atau BFI Finance Sudjono menjelaskan langkah yang diambil perusahaan dalam mengatasi serangan atau kejahatan siber. Salah satunya dengan menggelontorkan duit senilai Rp 300 miliar untuk memperkuat sistem teknologi dan informasi di perseroan.
“Dana tersebut untuk perbaikan infrastruktur, keamanan digital, dan migrasi ke cloud,” ujar dia di Antarasa Restauran, Jakarta Selatan, pada Kamis, 9 September 2023.
Dia menjelaskan saat ini sistem penyimpanan data berbasis cloud menjadi salah satu solusi, karena lebih bagus dan aman. Menurut Sudjono, cloud itu seperti rumah klaster dengan penjagaan yang berlapir, sehingga secara keamananya lebih baik.
“Dibandingkan dengan rumah sendiri yang dijaga dua penjaga. Itu (cloud) yang akan diterapkan banyak perusahaan ke depannya,” tutur Sudjono.
Seperti diketahui, BFI Finance menjadi korban serangan siber pada 21 Mei 2023 lalu. Namun, dampak dari peristiwa tersebut, tidak ada data nasabah yang bocor. Selain itu, perseroan juga langsung melakukan antisipasi dengan melakukan temporary switch off beberapa sistem utama.
Sudjono juga menjelaskan bahwa serangan itu terjadi melalui aplikasi Microsoft Exchange yang memiliki kelemahan dari sisi keamanannya. Sehingga peretas atau hacker bisa mengeksploitasi sistem jaringan BFI Finance. Namun, dia berujar, serangan itu berhasil ditangani.
"Kami sudah menjelaskan semua ke regulator, shareholder, hingga lender. Jadi, itu sudah clear dan saat ini sudah di tahap akhir recovery sehingga sudah enggak terlalu ada isu lagi," ucap dia.
Meski proses recovery cukup berat, Sudjono melanjutkan, BFI Finance menargetkan untuk kembali tumbuh seperti sebelum terkena serangan siber. Karena saat terjadi serangan itu, dampaknya pertumbuhan pembiayaan perusahaan pada akhir semester I 2023 sempat terganggu.
"Serangan siber itu mempengaruhi sedikit. Namun, di kuartal IV akan normal kembali. Sementara ini kami lagi berbenah," kata Sudjono.
Pilihan Editor: Bos BFI Finance Targetkan Pembiayaan Baru Rp 21 Triliun hingga Akhir 2023