TEMPO.CO, Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk. mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 1,87 triliun dengan laba kotor Rp 662 miliar pada semester pertama 2023. Selain itu, Agung Podomoro memangkas kerugian komprehensif perusahaan menjadi Rp 53,2 miliar dari Rp 242,5 miliar pada periode serupa tahun lalu.
Corporate Secretary PT Agung Podomoro Land Tbk., Justini Omas, mengatakan kinerja ini menggambarkan dampak positif dari sejumlah inisiatif yang diambil pihaknya untuk meningkatkan efisiensi bisnis.
“Hal ini dilakukan untuk menjaga fundamental bisnis Agung Podomoro tetap solid di tengah situasi ekonomi dan daya beli konsumen di sektor properti yang belum kuat,” ujar Justini melalui keterangan tertulis pada Jumat, 1 September 2023.
Selama periode Januari hingga Juni 2023, perusahaan properti ini mencatatkan pengakuan penjualan sebesar Rp 1,19 triliun. Jumlah ini turun dari periode sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,55 triliun. Meski begitu, ada kenaikan pendapatan berulang sebesar Rp 678,9 miliar dibandingkan dengan semester I 2022 sebesar Rp 652,6 miliar.
Menurut Justini, sumber utama pendapatan berulang tersebut datang dari sektor sewa pusat perbelanjaan sebesar Rp 278,7 miliar dan bisnis perhotelan dengan Rp 399,9 miliar. Aset-aset PT Agung Podomoro dalam sektor ini di antaranya adalah Neo Soho, Kuningan City, Emporium Pluit, Deli Park Medan, Baywalk, Festival CityLink Bandung, dan Plaza Balikpapan, serta hotel antara lain Indigo Hotel Bali Seminyak, Pullman Ciawi Vimala Hills, Pullman dan Ibis Styles Bandung Grand Central.
“Sejumlah hotel utama kami seperti hotel Pullman Ciawi Vimala Hills Bogor dan hotel Pullman Bandung Grand Central sering sold out. Kami optimis pendapatan berulang tahun ini, khususnya dari bisnis hotel akan meningkat lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Justini.
Justini beranggapan peningkatan terjadi karena aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal pada 2023. Selain itu, banyaknya hari libur pada semester I 2023 juga menjadi faktor.
Di sisi lain, PT Agung Podomoro juga melanjutkan pembangunan sejumlah proyek properti di berbagai daerah selama enam bulan pertama tahun ini. “Pada periode ini, perusahaan juga telah merilis proyek properti baru yaitu Parkland Podomoro di Karawang, Jawa Barat,” ujarnya.
Sementara, pembangunan dan serah terima unit di sejumlah proyek properti terus dilakukan seperti di Kota Podomoro Tenjo, Bukit Podomoro Jakarta, Kota Kertabumi Karawang, Podomoro Park Bandung, Vimala Hills Bogor, Podomoro Golf View Cimanggis, dan Podomoro City Deli Medan.
Lebih lanjut, situasi ekonomi global yang masih tidak menentuk juga menjadi perhatian Justini. Untuk mengantisipasi ini, pihaknya telah melakukan pembelian kembali atau buyback terhadap sebagian dari US$ 300 juta senior notes yang diterbitkan oleh anak usaha PT Agung Podomoro, Realty Holdings Pte. Ltd. yang akan jatuh tempo pada bulan Juni tahun 2024.
Senior notes adalah jenis obligasi yang diprioritaskan pembayarannya dari hutang lain dalam kasus perusahaan menyatakan pailit dan terpaksa likuidasi.
Total buyback yang dilakukan PT Agung Podomoro mencapai US$ 168,04 juta atau setara 56 persen dari total saham perusahaan tersebut. Setelah dilakukan pembayaran pada 2 Agustus 2023, jumlah senior notes yang masih tersisa adalah US$ 131,96 juta.
“Harapan kami melalui buyback sebagian senior notes ini beban biaya keuangan akan terus menurun, sehingga perusahaan memiliki ruang yang lebih luas untuk membiayai pengembangan proyek-proyek properti ke depan,” kata Justini.
SULTAN ABDURRAHMAN
Pilihan Editor: Setelah LRT Jabodebek, Proyek Infrastruktur Jokowi Apa Lagi yang Masih Dikebut?