“Jadi ini sudah sangat pas, dari sisi satu aspek lingkungan bisa menurunkan karbon emisi. Kedua, mandatori bioetanol ini bioenergi bisa kita penuhi, dan yang ketiga kita menurunkan import gasoline,” ucap Nicke.
Oleh karena itu, tahun depan Pertamina akan mengeluarkan produk terbaru bernama Pertamax Green 92 dengan oktan RON 92. Hal ini untuk menggantikan Pertalite yang akan dihapuskan karena memiliki RON 90, di bawah standar minimum KLHK. Setelah Pertalite dihapuskan, maka Pertamina hanya akan memiliki tiga produk, yakni Pertamax Green 92, Pertamax Green 95, dan Pertamax Turbo.
“Jadi ada dua green gasoline, green energy, low carbon yang akan menjadi produk dari Pertamina. Ini kita yakini dapat memberikan manfaat yang tadi kita sampaikan (aspek lingkungan, bioetanol, dan import gasoline),” tutur dia.
Investasi Bioenergi Diharapkan Meningkat
Nicke menyatakan dengan menekan sisi permintaan terhadap sektor bioetanol, diharapkan investasi di industri bioenergi juga ikut meningkat pada 2025 mendatang. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa dibutuhkan dukungan dari pemerintah untuk mencapainya.
“Yang pertama tentu adalah satu pembebasan bea cukai. Kedua, jika sampai investasi bioetanol ini terjadi di dalam negeri, maka kita harus import dulu. Tapi itu tidak masalah, kenapa? Karena kita juga import gasoline, jadi hanya mengganti aja import gasoline dengan import etanol. Which is secara energi lebih baik,” papar Nicke.
RADEN PUTRI | RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Terkini: Harga Beras Tembus Rekor Tertinggi, Pertalite akan Diganti Pertamax Green 92