TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membeberkan sepuluh upaya antisipasi dan adaptasi cuaca ekstrem El Nino terhadap sektor pertanian. Ia mengatakan El nino berpotensi menyebabkan kekeringan di sekitar 870 ribu hektar lahan petani. Sedangkan pada tahun normal, kata dia, kekeringan hanya terjadi di sekitar 200 ribu hektare lahan.
"Untuk itu Kementerian Pertanian sedang melakukan Gernas (Gerakan Nasional) penanggulangan El Nino pada 500 ribu hektare di 10 provinsi dan 100 kabupaten," ucap Syahrul dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Selatan pada Rabu, 30 Agustus 2023.
Upaya pertama yang akan dilakukan Kementerian Pertanian adalah mengidentifikasi dan memetakan (mapping) lokasi terdampak kekeringan. Serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning, dan hijau.
Kedua, Kementerian Pertanian berupaya melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan. Upaya selanjutnya adalah meningkatkan ketersediaan alat mesin pertanian atau alsintan untuk mempercepat tanam.
Lalu kementerian akan melakukan peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dan parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, dan pompanisasi.
Kemudian, pemerintah akan menyediakan benih tahan kekeringan dan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Disertai pelaksanaan program 1.000 hektare per kabupaten untuk memitigasi dampak El Nino.
Selanjutnya, Kementerian Pertanian akan melakukan pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri. Ditambah dukungan pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) dan asuransi pertanian. Terakhir, pemerintah pun akan menyiapkan lumbung pangan sampai tingkat desa untuk mengantisipasi krisis bahan pangan.
Pilihan Editor: Luhut Sebut RI Salah Satu Negara Terbaik Tangani Polusi dan Sampah: Kita Akan Ambil Langkah Terpadu