TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama LinkAja Yogi Rizkian Bahar mengatakan LinkAja menjadi uang elektronik pertama pada layanan LRT Jabodebek. "LinkAja sebagai uang elektronik yang lahir dari sinergi BUMN siap mendukung mobilitas masyarakat Jakarta dan sekitarnya dengan layanan LRT Jabodebek," kata Yogi dalam keterangan resminya pada Selasa, 29 Agustus 2023.
Lebih lanjut, Yogi menyebut pihaknya memastikan kesiapan operasional LinkAja sebagai mitra pembayaran digital pertama, sehingga bisa digunakan di 18 stasiun, yaitu Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.
Pada hari pertama operasi LRT Jabodebek, Senin, 28 Agustus 2023 kemarin, LinkAja paling banyak diakses di Stasiun Dukuh Atas. Tercatat, lebih dari 60 persen pengguna LRT Jabodebek di Stasiun Dukuh Atas melakukan transaksi masuk (gate in) dan keluar (gate out) menggunakan LinkAja.
Sedangkan Stasiun Harjamukti menjadi stasiun terbanyak kedua untuk transaksi masuk. Selain itu, Stasiun Kuningan menjadi yang terbanyak kedua untuk transaksi keluar.
"Masyarakat dapat menggunakan aplikasi LinkAja dan juga LinkAja Syariah sebagai uang elektronik untuk pembayaran ongkos LRT Jabodebek dalam waktu kurang dari dua detik," ujar Yogi.
Berikut adalah cara menggunakan LinkAja untuk membayar ongkos LRT Jabodebek:
- Buka aplikasi LinkAja, pastikan saldo mencukupi hingga rute terjauh;
- Goyangkan (shake) ponsel sampai muncul kode tiket;
- Scan kode tiket pada mesin scanner pada gate masuk LRT dan tunggu sampai gate terbuka;
- Pada stasiun tujuan, scan kembali kode tiket pada mesin scanner di gate keluar;
- Cek kembali saldo LinkAja, saldo akan terpotong sesuai biaya perjalanan;
"Kehadiran LinkAja dalam layanan LRT Jabodebek terus menambah portofolio ekosistem yang terlayani oleh LinkAja," tutur dia.
Sebagai informasi, lanjut Yogi, pada semester pertama 2023, revenue atau pendapatan transaksi dari ekosistem transportasi di LinkAja tumbuh sebesar 52 persen secara tahunan (yoy). Adapun sejak 2022, fokus bisnis LinkAja adalah model dua sisi B2B2C (Business to Business to Consumer).
Pada segmen B2C, LinkAja mengutamakan low-cost user acquisition & retention. Sedangkan, fokus segmen B2B berpusat pada end-to-end value chain dari sisi tradisional maupun digital, melalui ekosistem layanan transaksi keuangan elektronik yang lengkap dan terintegrasi.
Pilihan Editor: Seruan Jokowi: Urusan Politik Jangan Sampai Ganggu Stabilitas Ekonomi