TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia sedang mempercepat penyelesaian Perundingan Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) sekaligus meminta Uni Eropa untuk bersikap fleksibel dalam perundingan.
"Uni Eropa harus siap bersikap fleksibel dalam perundingan, sehingga perjanjian yang disepakati dapat memberikan manfaat yang seimbang bagi kedua pihak," ujar Zulkifli melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat 25 Agustus 2023.
Dalam pertemuan dengan Wakil Presiden Eksekutif dan Komisaris Eropa untuk Perdagangan Valdis Dombrovskis pada Kamis 24 Agustus, kedua pihak membahas beberapa isu perdagangan Indonesia-Uni Eropa, termasuk regulasi deforestasi Uni Eropa dan perkembangan kasus sengketa di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
"Kita tetap menolak regulasi lingkungan yang bersifat diskriminatif, parsial, dan menyulitkan petani kecil Indonesia. Harus dilakukan pendekatan yang lebih kolaboratif dan mengakomodir masukan negara mitra," kata Mendag.
Merujuk sengketa dagang di WTO, Mendag menegaskan kesiapan Indonesia untuk mengamankan kepentingan nasional sesuai dengan koridor WTO.
Saat ini, terdapat empat kasus Indonesia dengan Uni Eropa di WTO, yaitu larangan ekspor nikel Indonesia, kebijakan Uni Eropa terhadap produk minyak sawit, pengenaan bea masuk imbalan (BMI) dan bea masuk anti-dumping (BMAD) oleh Uni Eropa terhadap baja Indonesia, serta pengenaan BMI oleh Uni Eropa terhadap biodiesel Indonesia.
Uni Eropa menempati urutan ketiga sebagai tujuan ekspor Indonesia