Meski begitu, menurut Kelly, pembuangan air limbah nuklir dari PLTN Fukushima Jepang tidak sama dengan pelepasan limbah radioaktif lainnya. Hampir semua radionuklida di perairan Jepang adalah isotop yodium atau cesium. Keduanya larut dan tersebar di lautan seluruh dunia. Arus aktif dekat pantai mengangkut radioaktif jauh ke Pasifik, sehingga mengurangi efeknya secara cepat.
Semakin banyak radioaktif yang dilepaskan, biota laut di sekitar lokasi (dalam jarak 10-30 kilometer) akan terdampak. Karena itu, tidak disarankan untuk mengonsumsi ikan dalam kawasan pelepasan limbah nuklir, sekitar 10-50 kilometer.
Kebanyakan ikan tidak mengandung konsentrasi bahan radioaktif yang tinggi. Kata Kelly, hanya predator puncak, seperti tuna, hiu, dan manusia yang bisa terpengaruh dalam waktu cukup lama. Untungnya, kata dia, sebagian besar predator tertinggi dalam rantai makanan tidak berkeliaran dalam radius 30 kilometer.
Selain itu, Pemerintah Jepang juga memantau radiasi pada daerah tangkapan ikan di seluruh prefektur. Mereka melarang masyarakat untuk menangkap ikan di dekat PLTN Fukushima. Berdasarkan pantauan pemerintah setempat, kata Kelly, tingkat radiasi di perairan terbuka masih berada di ambang batas keamanan.
Picu Bencana Ekologis Dunia