Kedua, ekonomi China yang makin membaik. Dia menyebut, membaiknya ekonomi China sangat diharapkan karena transaksi ekspor-Indonesia antara Indonesia dengan negara tersebut paling besar.
Sedangkan transaksi ekspor-impor Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) tidak terlalu besar, tetapi nilai tukar dolar AS ke rupiah sangat berpengaruh. Adapun kebijakan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri diharapkan mampu menjaga nilai tukar rupiah.
"Nah, yang ketiga adalah harga komoditas cenderung sudah menurun," kata Aviliani.
Jika komoditas turun signifikan, dia menilai bisa berdampak pada ekspor Indonesia yang selama dua tahun terakhir menjadi daya dukung ekonomi, dengan pertumbuhan mencapai 25 persen. Sementara itu, dari sisi impor belum signifikan dan perlu menjadi perhatian pemerintah.
"Karena kalau ekonomi sudah mulai baik, pertumbuhan permintaan mulai meningkat, biasanya impor meningkatnya juga signifikan. Nah, impor yang naik signifikan juga berpengaruh pada cadangan devisa," tutur dia.
Pilihan Editor: Sederet Ancaman Pengusaha ke Pemerintah yang Tak Kunjung Bayar Rafaksi Minyak Goreng