Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan fenomena El Nino ini akan berlangsung cukup panjang hingga akhir Desember 2023. Siklus El Nino yang mestinya terjadi setiap 3 -7 tahun pun sekarang menjadi lebih singkat, yakni 2-5 tahun.
Karena itu, ia menilai pemerintah harus segera memitigasi fenomena alam El Nino. Khususnya terhadap kelangkaan air, potensi kebarkaran hutan dan lahan, serta menurunnya produktifitas pangan.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bencana kekeringan yang merupakan dampak dari El Nino bakal mencapai puncaknya pada akhir Agustus ini. Menurut Dwikorita Karnawati, hal ini bakal membuat dampak dari El Nino semakin terasa di wilayah Indonesia.
Dwikorita Karnawati menyebut puncak musim kemarau tidak akan terjadi serentak di Indonesia. Kekeringan tersebut bakal dimulai dari wilayah Barat dan berangsur-angsur ke wilayah Selatan sepanjang bulan September.
Namun, Dwikorita Karnawati menyebut intensitas fenomena El Nino yang terjadi di Indonesia terbilang rendah. Sebab, Indonesia dikelilingi oleh laut. Berbeda dengan yang terjadi di negara lain seperti India, Thailand, dan Vietnam yang lebih parah.
Pilihan Editor: Perbedaan Paylater dan Pinjol yang Banyak Jerat Mahasiswa hingga Lakukan Pembunuhan