TEMPO.CO, Jakarta - PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya atau PLN Disjaya membeberkan modal kemitraan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Berapa modalnya?
Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Disjaya, Inu Suprianto, mengatakan PLN saat ini sudah memiliki mekanisme kemitraan.
Pada dasarnya, lanjut dia, PLN ingin semua pihak masuk ke dalam infrastruktur SPKLU untuk mendorong akselerasi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
"Mereka bisa mengeluarkan sekitar Rp 400 juta-an, itu sudah bisa berpaket bermitra dengan PLN," kata Ini saat ditemui di kantor PLN Disjaya, Gambir, Jakarta Pusat pada Ahad, 13 Agustus 2023.
Jadi, kata dia, masyarakat yang berminat tinggal menyetorkan sejumlah dana. Dana tersebut akan dikelola oleh PLN sampai jadi charger pengisian listriknya.
Baca juga:
"Nanti ada mekanisme sharing," tutur dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan sudah ada sekitar 5 hingga 10 pihak yang melakukan kemitraan SPKLU dengan PLN.
Dinukil dari laman resmi layanan PLN, BUMN tersebut menyediakan tiga paket kemitraan SPKLU. Namun, PLN tidak membeberkan harga setiap paket secara gamblang.
Pertama, paket medium charging dengan kapasitas 25 kW. Kedua adalah paket fast charging dengan kapasitas sekitar 50 kW. Terakhir, paket ultra fast charging dengan kapasitas lebih dari sama dengan 100 kW.
Pilihan editor: PLN Jawa Barat Catatkan Pertumbuhan Penjualan Listrik Hijau