TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah telah menarik utang sebesar Rp 194,9 triliun per Juli 2023. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutnya mengalami penurunan.
Sri Mulyani menuturkan, pembiayaan utang pada 2023 berdasarkan undang-undang adalah Rp 696,3 triliun. Realisasi utang hingga semester I atau sampai Juni 2023 tercatat sebanyak Rp 166,5 triliun.
"Bulan Juli ini, kenaikannya menjadi Rp 194,9 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita pada Jumat, 11 Agustus 2023. "Dilihat dan dibandingkan pembiayaan utang tahun lalu, maka pembiayaan utang menglami penurunan sangat tajam, yaitu 17,8 persen (yoy)."
Artinya, lanjut Sri Mulyani, realisasi pembiayaan utang baru 28 persen dari total Rp 696,3 triliun berdasarkan UU APBN. Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan realisasi pembiayaan utang per Juli 2023 terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara atau SBN neto Rp 184,1 triliun dan pinjaman neto Rp 10,9 triliun. "Ini (SBN) hanya 25,8 persen dari total (APBN)," tutur Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, hal tersebut didorong oleh penerimaan negara yang masih baik dan belanja negara yang tetap terjaga. Dengan begitu, penerbitan SBN atau surat utang negara bisa diturunkan hingga 17,8 persen.
"Inilah yang menyebabkan peringkat kredit SBN dan APBN kita diberikan penilaian dengan outlook yang stable atau positif," ujar Sri Mulyani.
Pilihan Editor: Ini Alasan Menteri PUPR Minta Erick Thohir Tidak Gunakan APBN untuk Bayar Utang BUMN Karya