TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga hingga Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal jembatan lengkung bentang panjang atau longspan di lintasan light rail transit atau LRT Jabodebek yang disebut salah desain. Kritikan salah desain itu sebelumnya diungkap oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.
Jembatan itu berada di persimpangan Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Arya Sinulingga menjelaskan, longspan di lintasan LRT Jabodebek yang tanpa tiang memang mengharuskan kereta bergerak lebih lambat. Hal tersebut dinilai sebagai pilihan tepat, baik dari sisi ekonomi maupun konstruksi.
Sebab, menurut dia, longspan yang panjang tanpa tiang tambahan akan membuat LRT jauh lebih efisien. Lintasan tanpa tiang itulah yang membuatnya lebih efisien. Walaupun pada akhirnya, ada konsekuensi dari efisiensi, yakni jalan kereta menjadi agak lambat.
“Dari sisi ekonomi, ini pun lebih ekonomis dibandingkan harus bangun tiang ataupun memperbesar ruang bagi LRT," kata Arya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2023.
Adapun dari sisi waktu, menurut Arya, dampaknya tidak akan begitu banyak. "Karena toh tidak terlalu panjang longspan tersebut. Jadi dari sisi waktu tidak merugikan dan jika membangun tiang-tiang di tengah, maka akan jauh lebih mahal,” tuturnya.
LRT Jabodebek saat ini masih dalam proses uji coba terbatas hingga 15 Agustus 2023 mendatang. Setelah itu pada 18 Agustus, kereta layang itu akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. LRT Jabodebek ini akan menjadi kado ulang tahun Kemerdekaan Indonesia atau HUT RI ke-78, serta sebagai tanda beroperasi secara komersil.
Selanjutnya: Respons Jokowi....