Sebelumnya, Founder National Battery Research Institute, Evvy Kartini mengungkapkan bahwa Elon Musk masih mempertimbangkan kondisi industri kendaraan listrik di Indonesia yang belum sepenuhnya menerapkan konsep ESG. Alhasil, Elon Musk tak kunjung berinvestasi di Indonesia.
"Orang naik kendaraan pakai baterai enggak ada polusi. Tapi diisinya pakai PLN yang sumbernya sama juga energi fosil," ujarnya.
Karena itu, ia menekankan transisi energi perlu dilakukan dari hulu hingga hilir. Selain listrik, ia menuturkan penambangan nikel sebagai bahan baterai kendaraan listrik di Tanah Air juga belum menerapkan konsep energi bersih.
Dengan demikian, industri kendaraan listrik RI belum sesuai dengan prinsip ESG. Sehingga Elon Musk masih belum menanamkan modalnya untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. "Inginnya Elon Musk itu penambangan dengan energi bersih. Jadi dari hulu ke hilirnya energi bersih," kata Evvy.
Pilihan Editor: Tanda 'X' Raksasa di Markas Twitter Diturunkan karena Mengganggu Tetangga