TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas berjangka turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menghentikan kenaikan selama dua hari berturut-turut, menjadi di bawah level US$ 1.950 untuk pertama kalinya dalam dua minggu terakhir, sehari setelah the Fed menaikkan suku bunga.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange anjlok US$ 24,40 atau 1,24 persen menjadi menetap pada US$ 1.945,70 per ounce, penurunan satu hari paling tajam emas sejak akhir Juni setelah menyentuh tertinggi sesi di US$ 1.982,60.
Emas berjangka terangkat US$ 6,40 atau 0,33 persen menjadi US$ 1.970,10 pada Rabu, 26 Juli 2023, setelah naik tipis US$ 1,5 atau 0,08 persen menjadi US$ 1.963,70 pada Selasa, 25 Juli 2023, dan terpangkas US$ 4,40 atau 0,20 persen menjadi US$ 1.962,20 pada Senin, 24 Juli 2023.
Harga emas turun pada Kamis, 27 Juli di bawah US$ 1.950 setelah keputusan kebijakan Federal Reserve (the Fed) untuk menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun. Staf Fed juga sekarang melihat resesi AS sebagai hal yang dapat dihindari.
Yang juga membebani emas adalah kenaikan suku bunga seperempat poin Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis dan memberi sinyal bahwa pihaknya dapat berhenti pada September – perkembangan yang berpotensi dovish yang tetap mendorong dolar lebih tinggi terhadap euro, menambah penurunan emas.
Baca Juga:
Hanya dua minggu yang lalu, emas Comex mencapai level tertinggi tujuh minggu di US$ 1.988,25, puncak yang belum pernah terlihat sejak mencapai level US$ 2.000 pada akhir Mei.
Selanjutnya: Sementara itu, data Kamis menunjukkan....