Dengan adanya strategi pemasaran yang disusun, maka diharapkan dapat membantu meningkatkan lama tinggal wisatawan, belanja wisatawan dan pemerataan kunjungan wisatawan di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur yang meliputi 3 DPN.
FGD terdiri dari beberapa sesi. Pada sesi pertama, dibahas tren perkembangan wisatawan, kondisi eksisting dan permasalahan pemasaran wisatawan di DPN Solo-Sangiran dan sekitarnya dengan pembicara Dr. Yulia Arisnani W, MBA dari Puspar UGM. Dilanjutkan strategi pengembangan pemasaran pariwisata oleh GIPI Jawa Tengah.
Ia mengatakan untuk kawasan Solo-Sangiran tersebut cakupannya cukup luas, yakni empat kabupaten di Jawa Timur ditambah sejumlah kota dan kabupaten di Solo Raya. Meski demikian, dikatakannya, untuk pengembangan kawasan wisata tersebut bukan hanya tugas pemerintah tetapi juga urusan seluruh mitra kerja. Dalam hal ini, sejumlah pihak yang terlibat di antaranya Bank Indonesia, Badan Promosi Wisata, dan akademisi UGM.
"Harapannya agar pengembangan pariwisata di Solo-Sangiran bisa terkoordinasi pemasarannya. Jangan sendiri-sendiri karena ada sebagian yang mampu dan ada sebagian yang tidak. Kalau bareng-bareng kan bisa mempromosikan secara bersama," katanya.
Ia mengatakan beberapa destinasi wisata unggulan yang ada di DPN Solo-Sangiran di antaranya benteng yang ada di Kabupaten Ngawi dan Tawangmangu yang ada di Kabupaten Karanganyar.
"Di Ngawi, jarak satu jam dari sini ada benteng besar. Itu bagus untuk edukasi. Setelah itu geser ke Tawangmangu ada Balai Tanaman Obat untuk wisata wellness, selanjutnya di Wonogiri ada geosite yang merupakan bagian dari Geopark Sewu. Kemudian di Pacitan ada pantai, geser ke Sangiran ada museum manusia purba," katanya.
Ia berharap melalui forum itu potensi-potensi ini dapat terpetakan untuk selanjutnya dipadukan.
Pilihan Editor: Libur Sekolah, Ajak Anak Memasuki Dunia Jataka di Candi Borobudur