TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai isu munculnya pop up peringatan virus di mobile banking BCA sebagai kreasi media sosial yang menebar ketakukan. Pasalnya, sejauh ini Jahja mengaku belum mendapat laporan dari nasabah yang merugi akibat modus pop up tersebut.
"Itu semua hoaks. Abaikan saja," kata Jahja dalam konferensi pers paparan Kineraj BCA Semester 1 2023, Senin, 24 Juli 2023. "Sampai saat ini tidak ada yang mengatakan 'saya mendapatkan (kasus) mobile banking itu'."
Kendati demikian, Excevutive Vice President Secretariat and Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn, tetap mengingatkan nasabah untuk berhati-hati. Dia berpesan agar nasabah tidak terkecoh dengan giringan untuk mengklik icon yang muncul dari pop up notifikasi virus tersebut.
"Tetap berhati ketika akan men-download aplikasi tertentu," ujar Hera. 'Ketika menemukan hal mencurigakan, segera informasikan dan hubungi Halo BCA di 1500888."
Hera juga mengingatkan agar nasabah tidak sembarangan memberikan data pribadi ke siapa pun. Salah satunya adalah data rahasia OTP atau password.
Sebelumnya BCA juga menanggapi kabar di media sosial yang mengatasnamakan bank swasta tersebut soal transfer gratis antar bank dengan cara mendaftar melalui metode tertentu.
"Dapat kami sampaikan bahwa kabar tersebut adalah tidak benar dan bisa dipastikan itu aksi penipuan," ujar Hera.
Informasi mengenai transfer antarbank senilai Rp 0 yang mengatasnamakan BCA sebelumnya beredar masif. Informasi tersebut beredar di media sosial dan grup-grup WhatsApp. Jika nasabah mengikuti langkah untuk sign up, diduga data-data yang ada di handphone bisa diretas.
RIRI RAHAYU | KHORY ALFARIZI
Pilihan Editor: Laba Bersih BCA Naik 34 Persen jadi Rp 24,2 Triliun per Semester I - 2023