TEMPO.CO, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk. mengumumkan kinerja keuangannya (tidak diaudit) untuk semester I 2023. Perseroan melaporkan penjualan bersih sebesar Rp 20,3 triliun dan terus memperkuat fundamental bisnis untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang.
“Perseroan juga membukukan laba bersih sebesar Rp 2,8 triliun dengan margin kotor kuartal dua yang kuat sebesar 50,5 persen, tertinggi dalam delapan kuartal terakhir,” ujar Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti dalam konferensi pers virtual pada Senin, 24 Juli 2023.
Dia menjelaskan perseroan tetap optimistis dengan beberapa catatan. Menurut Ira, pihaknya memahami bahwa inflasi dan biaya hidup berdampak signifikan terhadap kebiasaan belanja konsumen, hal ini diperkirakan akan bertahan selama beberapa kuartal ke depan.
Terlepas dari perlambatan konsumsi rumah tangga saat ini, Unilever Indonesia memiliki optimisme terhadap pasar Fast Moving Consumer Good (FMCG) Indonesia secara jangka panjang. “Oleh karena itu, perseroan terus beradaptasi untuk memastikan bahwa bisnis kami selalu kompetitif,” tutur Ira.
Selain itu, Ira juga menjelaskan upaya yang terintegrasi dalam mengimplementasikan lima prioritas strategis perseroan terus menunjukkan peningkatan volume share dan profitabilitas. Selama empat kuartal terakhir, perusahaannya melakukan intervensi harga untuk memastikan brand kami memiliki daya saing yang kuat.
“Meskipun demikian, kami masih berhasil melindungi margin perseroan,” ucap Ira lebih jauh soal upayanya mendorong bisnis Unilever.
Pilihan Editor: Ramai Warganet Keluhkan Dugaan Upselling JCO, Apindo: Itu Menyesatkan