Karena itu, Arief mengaku optimistis pasokan beras di Tanah Air akan aman meski tak mengimpor dari India. Justru, tutur Arief, pemerintah India yang menawarkan dilakukannya trade balancing atau menyeimbangkan perdagangannya dengan Indonesia.
Menurutnya, India berharap Indonesia lebih banyak mengimpor komoditas dari negaranya. Tujuannya, ekspor minyak sawit atau crude palm oil (CPO) Indonesia ke India yang jumlahnya jauh lebih besar. Tetapi pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengutamakan penyerapan hasil panen petani lokal.
Adapun target produksi beras dalam negeri mencapai 30 juta ton. Saat ini stok CBP di Bulog sekitar 735 ribu ton. Ditambah realisasi importasi sekitar 500 ribu ton. Pemanfaatan CBP dalam tiga bulan terakhir untuk bantuan pangan beras sebesar 640 ribu ton.
Kemudian pasokan beras untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tercatat sebanyak 600 ribu ton. Menurut Arief, distribusi beras melalui program ini telah memberikan andil positif dalam pengendalian inflasi. Untuk itu akan dilakukan kembali SPHP pada tiga bulan mendatang untuk 21,353 juta keluarga, masing-masing sebanyak 10 kilogram.
Pilihan Editor: Menhub Budi Karya Bertemu Dubes Arab Saudi, Bahas Kerja Sama Transportasi Umrah dan Haji