TEMPO.CO, Jakarta - Indonesian Petroleum Association (IPA) menanggapi pernyataan SKK Migas yang mengatakan investasi hulu migas tidak mencapai target di semester I 2023 karena kendala rig.
"Jadi, yang dibilang sama SKK Migas itu betul, 100 persen betul, 1.000 persen betul," kata Vice President IPA Ronald Gunawan dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Kamis, 20 Juli 2023. "Tapi ini sebetulnya impact dari Covid-19 kemarin."
Dia menjelaskan, ketika Covid-19 merebak pada 2020, kegiatan pengeboran menurun drastis. Akibatnya, banyak rig darat maupun laut yang wholestack.
"Waktu itu kan oil price crash, itu banyak perusahaan setop drilling kan. Jadi, rig itu nggak kepake," ujar Ronald, sapaannya.
Dengan begitu, rig tidak terlalu di-maintenance. Ketika 2021-2022, kata dia, perusahaan mulai melakukan investment dan drilling. Padahal rig perlu waktu, material juga perlu dipesan kembali.
Ronald menuturkan, meski pengusaha inginnya rig datang dalam waktu satu bulan, terkadang baru datang tiga hingga empat bulan.
Selanjutnya: "Nah, akibatnya supply and demand problem...."