TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat teknologi dari ICT Institute, Heru Sutadi, menanggapi rencana Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi yang baru dilantik. Budi Arie sebelumnya mengungkap akan membuat tim pengawas medsos atau media sosial.
"Sejak zaman Menkominfo Rudiantara, kemudian yang digantikan Pak Jhonny Plate, memang masalah konten ini cukup meresahkan," kata Heru pada Tempo, Rabu, 19 Juli 2023.
Dia menjelaskan media sosial sebagai media baru merupakan wilayah yang tak bertuan. Heru menilai, hal itu berbeda dengan media lama seperti koran atau televisi yang diawasi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) atau Dewan Pers.
Sehingga dalam kondisi normal, kata dia, ketika beritanya baik-baik saja, tidak ada hoaks maupun ujaran kebencian, tidak perlu dihadirkan pengawas. Tetapi dia melihat hal tersebut tidak terjadi seiring berjalannya waktu.
Menurut Heru, hoaks maupun ujaran kebencian bertebaran di media sosial. Dia mencontohkan, pengguna medsos terkadang hadir secara anonymous.
"Sehingga ada kesan bahwa orang bisa lempar batu sembunyi tangan, menghajar seseorang dengan konten mencaci maki, kampanye hitam, memfitnah segala macam," ujar Heru. "Nah, ini kalau tidak diawasi akan membuat hadirnya orang-orang sejenis yang memanfaatkan media baru."
Apalagi menjelang Pemilu 2024, dia menilai banyak konten-konten yang meresahkan masyarakat berseliweran di medsos. Dia menyebut, masyarakat seperti menghadapi Pemilu yang tidak menyenangkan, penuh propaganda, kampanye hitam, ujaran kebencian, dan hoaks.
"Sehingga saya termasuk orang yang mendukung bilamana ada tim pengawasan dan pengendalian konten negatif di internet, khususnya di media sosial," ungkap Direktur Eksekutif ICT Institute tersebut.