TEMPO.CO, Jakarta - Praktisi yang juga penulis buku investasi Desmond Wira menjelaskan seperti apa kondisi pasar kripto di Indonesia menjelang diresmikannya bursa kripto Indonesia bulan ini, Juli 2023. Menurut dia, sebenarnya jika diresmikan sesuai jadwal tersebut, bursa kripto tidak akan otomatis meningkatkan minat masyarakat untuk bertransaksi kripto.
“Menurut saya kripto tetap lesu. Tren pemulihan belum terlihat,” ujar Desmond saat dihubungi pada Rabu, 12 Juli 2023.
Dia mengatakan saat ini kripto di Indonesia tergantung dengan kondisi pasar di luar negeri yang juga masih lesu karena berbagai sentimen negatif. “Nilai transaksi kripto justru turun drastis,” tuturnya.
Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) menyebutkan perkembangan nilai transaksi perdagangan fisik Aset Kripto pada Juni, tercatat Rp 8,97 Triliun. Jika dibandingkan dengan nilai transaksi pada Mei nilai transaksi pada bulan ini naik 9,3 persen Month to Month (MoM).
Total nilai transaksi kripto tersebut sampai dengan Juni 2023 sebesar Rp 66,44 triliun, anjlok 68,65 persen dibandingkan periode Juni 2022 sebesar Rp 211,96 triliun Year on Year (YoY). Jumlah pelanggan Aset kripto terdaftar sampai dengan Juni 2023 tercatat sebesar 17,54 juta pelanggan.
Sementara bulan ini tercatat penambahan sebesar 141,8 ribu pelanggan, dengan rata-rata kenaikan jumlah pelanggan terdaftar 490,8 ribu pelanggan per bulan. Jenis Aset Kripto yang banyak ditransaksikan pada Perdagangan Fisik Aset Kripto selama Juni 2023 yaitu: Tether (USDT), Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), XRP (XRP) dan Binance Coin (BNB).
Selanjutnya: Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko memastikan...