"Misalnya, konflik Rusia-Ukraina berkepanjangan, ada pelemahan daya beli dari Cina, krisis yang ada di Eropa, Amerika Serikat juga sedang mengalami perlambatan ekonomi, inflasinya juga tinggi," jelas Direktur Eksekutif Celios itu.
Sementara itu, dia menilai wisatawan domestik belum tentu menyumbang kenaikan signifikan pada ajang tersebut. Sebab, beberapa event sport segmentasinya lebih ke menengah atas.
"Sementara data terakhir, banyak konsumen menengah atas yang cenderung menahan, terutama untuk biaya belanja rekreasi," tutur dia.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria, menargetkan dampak ekonomi atas penyelenggaraan MotoGP 2023 sebesar Rp 4,28 triliun. Pada tahun sebelumnya, ajang tersebut disebut telah memberikan dampak ekonomi hingga Rp 3,57 triliun.
"Jadi ekspektasi kami, dampak ekonomi ini akan meningkat 20 persen daripada penyelenggaraan yang pertama," ujar Dony saat ditemui di kantor Kementerian BUMN pada Kamis, 13 Juli 2023.
Dia pun mengaku optimistis target itu bakal tercapai. Sebab, InJouney bersama co-promotor yaitu Dyandra Promosindo akan menggelar lebih banyak side event.
InJourney juga berencana membawa lebih banyak produk lokal. Terlebih sebagai BUMN, lanjut dia, InJourney tidak bisa semata-mata mencari keuntungan tanpa memikirkan dampak ekonomi terhadap masyarakat NTB dan Lombok.
AMELIA RAHIMA SARI | RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan editor: Larangan Ekspor Benur Tetap Berlaku, KKP: Isu Dibuka Kembali Tidak Benar