TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menjelaskan tekanan inflasi menurun ke dalam sasaran 3 plus minus 1 persen lebih cepat dari perkiraan. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2023 tercatat 3,52 persen year on year (YoY).
“Penurunan inflasi terjadi di semua kelompok,” ujar dia dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran, di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Senin, 10 Juli 2023.
Inflasi inti Juni 2023 tercatat 2,58 persen YoY, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,66 persen YoY. Hal itu juga sejalan dengan menurunnya harga komoditas global dan rendahnya ekspektasi inflasi.
Sementara inflasi kelompok volatile food tercatat 1,20 persen YoY, turun dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,28 persen YoY. Inflasi kelompok administered prices juga menurun dari 9,52 persen menjadi 9,21 persen YoY.
“Secara spasial, tingkat inflasi IHK Juni 2023 di sebagian besar wilayah juga telah berada di bawah 4 persen,” ucap Destry.
Menurut Destry, inflasi ke dalam sasaran sebagai hasil positif dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi. Antara BI dan pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
“Upaya pengendalian inflasi pangan melalui GNPIP yang terus diperkuat di seluruh wilayah mampu menurunkan inflasi pangan,” tutur dia.
BI melalui 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri (KPwDN) di seluruh wilayah Indonesia, dia berujar, terus melakukan sinergi pengendalian harga pangan. Bersama pemangku kebijakan di daerah melalui operasi pasar, kerja sama antardaerah, subsidi fiskal, dan gerakan urban farming atas sejumlah bahan kebutuhan pokok.
“Dengan konsistensi, inovasi, dan sinergi tersebut, BI meyakini inflasi akan tetap terkendali di dalam sasaran 3 plus minus 1 persen pada sisa tahun 2023,” kata Destry.
Hal tersebut senada dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dia mengatakan angka inflasi di Indonesia menunjukkan tren yang cukup baik. “Dibandingkan banyak negara yang juga inflasinya mulai turun, Indonesia masih dalam situasi yang relatif sangat baik dengan inflasi yang moderat rendah,” ujar Sri Mulyani.
Harga pangan, kata Sri Mulyani, memberikan sumbangan dengan penurunan cukup tajam. Growth dari kenaikan harga pangan volatile food hanya 1,2 persen di headline inflation. Sementara administered price di level 9,2 persen.
“Diperkirakan pada September 2023 nanti akan terkoreksi tajam karena tahun lalu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dilakukan,” kata dia.
Pilihan Editor: Viral Jamaah Haji Pamer Emas, Ini Perbandingan Harga Emas di Arab dan Indonesia