TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menerima informasi adanya dugaan kebocoran 34.900.867 data paspor warga negara Indonesia (WNI). Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel A. Pangerapan mengatakan pihaknya belum menyimpulkan adanya kebocoran seperti informasi yang beredar.
“Kesimpulan ini diambil setelah dilakukan beberapa tahap pemeriksaan secara hati-hati terhadap data yang beredar,” kata Semuel dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 5 Juli 2023.
Informasi dugaan kebocoran data ini disampaikan oleh pemilik akun Twitter @secgron atas nama Teguh Aprianto pada kemarin, pukul 13.50 WIB. Dalam cuitannya, ia menyebutkan sebanyak 34 juta data paspor baru saja dibocorkan dan diperjualbelikan di sebuah situs tak tercantum informasi detailnya.
Teguh lalu mengunggah foto tangkapan layar adanya penawaran 34 juta data parpor warga negara Indonesia. Harga data tersebut tertulis US$ 10 ribu atau sekitar Rp 150.766.500.
“Di portal tersebut, pelaku juga memberikan sampel sebanyak satu juta data,” cuit Teguh.
Baca juga:
Ia menilai data sampel yang diberikan telihat valid. Stempel waktu atau timestamp yang dia lihat dari tahun 2009 hingga 2020.
Menanggapi hal tersebut, Semuel menuturkan bahwa Kominfo berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN, serta Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, untuk menyelidiki dugaan kebocoran data paspor WNI tersebut.
Langkah penyelidikan dan penelusuran informasi ini masih terus diupayakan. Dia menyatakan penelusuran ini terus berlanjut dan hasilnya akan segera diumumkan setelah mendapatan informasi yang lebih detail.
Sementara itu, Kominfo juga mengimbau agar seluruh penyedia platform digital dan pengelola data pribadi meningkatkan keamanan data pengguna.“Sesuai ketentuan perlindungan data pribadi yang berlaku serta memastikan keamanan sistem elektronik yang dioperasikan,” ujarnya.
Pilihan Editor: Pemerintah Berencana Terbitkan Golden Visa, Apa Itu?