Nikel sulfat tersebut dikemas dalam 290 kontainer dan dikirim ke Cina melalui kapal. Roy menargetkan, total pengiriman produk nikel sulfat mencapai 240 ribu ton dalam setahun sesuai kapasitas produksi pabrik.
"Ke depan, perusahaan akan berusaha mengirimkan kurang lebih sebanyak empat kapal untuk memenuhi target permintaan produksi nikel sulfat tersebut,” kata Roy dikutip dari Antara, Sabtu, 18 Juni 2023.
Dia menjelaskan, ekspor tersebut menjadi tonggak pencapaian baru bagi Harita Nickel dalam lingkar bisnis hilirisasi nikel.
Nikel sulfat itu adalah hasil pemurnian di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara yang nantinya digunakan dalam produksi baterai lithium dengan kandungan nikel yang tinggi.
Di masa mendatang, penggunaan baterai lithium diprediksi terus meningkat. Ini terutama dalam industri kendaraan listrik.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA
Pilihan Editor: Jasa Marga Catat 388 Ribu Kendaraan Keluar Jabotabek pada H-2 hingga H-1 Idul Adha