TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, memproyeksikan perputaran uang selama periode libur Idul Adha bisa mencapai Rp 120 triliun.
"Potensi uang beredar sekitar 40 sampai 50 persen dari libur Idul Fitri atau Rp 120 triliun," kata Bhima pada Tempo, Kamis, 29 Mei 2023.
Dia mengakui ada perbedaan pada libur Idul Fitri dan Idul Adha. Pada Idul Fitri, ada tradisi mudik dan tunjangan hari raya (THR) yang mampu mendorong peredaran uang secara masif di daerah.
"Kali ini, libur Idul Adha lebih bersifat lokal atau dampaknya cenderung di sekitar wilaya Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), baru disusul destinasi wisata seperti Jogja dan Bali," papar Direktur Celios itu.
Momen libur Idul Adha, kata Bhima, bisa mendorong sektor pariwisata yang kontribusinya 5 persen dari produk domestik bruto (PDB). Selain itu, dia menilai Idul Adha akan meningkatkan pendapatan di sektor transportasi, ritel, perhotelan dan sektor penyedia makanan minuman.
"Diharapkan dengan pemulihan mobilitas masyarakat pasca pandemi dan belanja rekreasi yang naik, akan menjaga pertumbuhan ekonomi kuartal ke-2 di kisaran 5 person year on year," tutur dia.
Pemerintah sebelumnya telah menambah cuti bersama pada 28 dan 30 Juni 2023, sedangkan Kamis, 29 Juni 2023 merupakan Hari Besar Nasional Idul Adha 1444 Hijriah. Dengan begitu mulai Rabu, 28 Juni hingga Minggu, 2 Juli termasuk dalam periode long weekend alias libur panjang Idul Adha.
Pilihan Editor: Rekayasa Lalu Lintas Jakarta-Cikampek Disiapkan Saat Libur Idul Adha 2023