TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan nikel milik Grup Harita, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) akan membangun pabrik stainless steel. Perseroan menyebut tengah dalam proses pembicaraan dengan investor.
"Memang rencananya insyaallah kalau dapat jodoh dan partner yang baik, kita akan bangun pabrik stainless steel nanti," kata Direktur Utama Trimegah Bangun Persada, Roy A. Arfandy, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 28 Juni 2023.
Dengan begitu, perusahaan yang dikenal dengan sebutan Harita Nickel itu akan mengembangkan hilirisasi dari awal hingga akhir, atau dari proses saprolit menjadi feronikel dan menjadi stainless steel.
"Saya berharap dan tolong didoakan agar diskusi kami dengan salah satu pemain besar stainless steel di dunia ini berhasil kami tuntaskan, dan berharap bisa kami umumkan sebelum akhir tahun ini," papar Roy.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan harapannya agar negosiasi dengan investor baru tersebut bisa final pada akhir tahun 2023. Dengan begitu, Trimegah Bangun Persada bisa memangun pabrik tersebut pada awal tahun depan.
"Lumayan gede (nilai investasi). Di atas US$ 1 miliar (sekitar Rp 14,9 triliun). Kita lagi finalkan. Kapasitasnya antara 2-3 juta ton," tutur dia.
Pada kesempatan itu, dia menjelaskan pihaknya memproduksi dua olahan bijih nikel, yakni saprolit dengan kadar nikel sekitar 1,7 persen dan limonit 1,3 persen.
"Nah, karena kami adalah perusahaan yang terintegrasi, makanya saprolit ini kami proses menjadi feronikel yang menjadi bahan baku untuk pembuatan stainless steel," papar Roy.
Sedangkan limonit yang dulunya dibuang, kini bisa dimanfaatkan dengan teknologi HPAL (High Pressure Acid Leaching). Dengan begitu, Trimegah Bangun Persada bisa memanfaatkan limonit menjadi MHP atau (Mixed Hydroxide Precipitate).
"Nah, MHP ini adalah bahan dasar untuk membuat dua komponen utama untuk baterai berkursor, yaitu nikel sulfat dan kobalt sulfat," tutur dia.
Pilihan Editor: Indonesia Ekspor Perdana Nikel Sulfat, Targetkan 240 Ribu Ton per Tahun