TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, menanggapi rencana rute Kereta Cepat Jakarta-Bandung berlanjut ke Surabaya. Rencana tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan setelah menjajal KCJB beberapa hari lalu.
Sutanto mengatakan perencanaan kereta cepat Jakarta-Surabaya (tidak via Bandung) sebenarnya sudah lama studi dilakukan oleh Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/ JICA). Studi itu, kata dia, yang paling relevan jika ingin menghubungkan Kota Bandung ke rute Jakarta-Surabaya.
“Namun, titik stasiun yang mungkin tidak di Halim tapi Manggarai dan Gambir,” ujar dia saay dihubungi pada Selasa, 27 Juni 2023.
Menurut Sutanto, dalam waktu dekat PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebaiknya mengoptimalkan koneksi Stasiun Hali ke tengah kota DKI Jakarta, serta Tegalluar ke Kota Bandung. “Jakarta-Surabaya suatu jangka panjang,” tutur Sutanto.
Selain itu, dia juga menilai jalur pantau utara Jawa lebih memiliki demand tinggi daripada pantai selamat. “Sementara Bandung lebih mengarah ke pantai selatan,” ucap dia. Sehingga, Sutanto menambahkan perlu pengkajian menyeluruh apabila trase kereta cepat menjadi Jakarta-Bandung-Surabaya.
Sementara, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan yang jelas perpanjangan jalur kereta cepat ke Surabaya harus benar-benar dipikirkan skemanya. Dia menyarankan agar jangan seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung. “Nanti akan berdampak juga pada pembengkakan biaya,” kata dia.
Dalam proyek KCJB, Bhima berujar, bunga utang yang diberikan cukup mahal. Sehingga akhirnya yang menanggung adalah pihak konsorsium. “Jadi harus dilakukan perencanaan kalau ingin memanjangkan sampai ke Surabaya,” tutur Bhima.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan melapor ke Presiden Joko Widodo alias Jokowi setelah menjajal KCJB. "Nanti akan kami laporkan ke presiden, preliminary study untuk Bandung sampai ke Surabaya,” ujar dia pekan lalu.
Luhut bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan beberapa pejabat lainnya menjajal KCJB. Luhut mencoba dari Stasiun Halim hingga ke Stasiun Padalarang, kemudian dari Stasiun Tegalluar menggunakan kereta feeder, lalu kembali lagi ke Stasiun Halim.
Dia juga mengatakan bahwa proyek ini akan membawa banyak penghematan yang dilakukan. Karena adanya hilirisasi membuat banyak material yang tidak perlu impor dan hanya berasal dari dalam negeri.
“Saya kira ini akan membuat terobosan-terobosan baru di republik ini. Jadi membuat kita bisa nanti mengikuti Cina juga dari belakang, karena mereka sudah jauh lebih maju dari kita. Tapi mereka ingin share juga teknologinya pada kita,” ucap Luhut.
MOH KHORY ALFARIZI | CAESAR AKBAR
Pilihan editor: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Gratis Saat Soft Lanching, KCIC: Rute Terbatas Halim-Padalarang