TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengimbau masyarakat untuk memastikan hewan yang akan disembelih untuk kurban sudah tersertifikasi sehat. Seperti diketahui, Idul Adha 1444 H akan jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan sertifikat sehat dari Dinas Peternakan ataupun dokter hewan penting untung memastikan hewan kurban bebas dari suatu penyakit.
"Sertifikat sehat ini sangat penting untuk menjamin keamanan daging kurban yang akan dikonsumsi dan juga untuk menekan suatu penyakit zoonosis tertentu agar tidak menyebar ke hewan lainnya dan atau menular ke manusia," kata Tulus lewat keterangan tertulis, Senin, 26 Juni 2023.
Terlebih, lanjut Tulus, saat ini masih terdapat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan potensi wabah penyakit lainnya. Selain itu, dia mengimbau masyarakat agar hewan kurban disembelih secara profesional oleh juru sembelih halal atau Juleha.
Idealnya, kata Tulus, penyembelihan hewan dilakukan di dalam Rumah Pemotongan Hewan (RPH), baik milik pemerintah ataupun swasta, sehingga mempunyai sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). "Masjid Istiqlal bisa memelopori hal ini sebagai contoh praktik baik penyembelihan hewan kurban," kata Tulus.
Lebih lanjut, Tulus mengimbau agar penyembelihan hewan kurban dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan, di antaranya dengan tidak membuang darah dan kotoran hewan sembarangan, seperti ke sungai. "Pembuangan darah atau kotoran ke sungai akan menyerbarkan berbagai potensi penyakit menular."
Tulus juga mengatakan pembagian dan pembungkusan daging kurban perlu menggunakan kemasan ramah lingkungan dan food grade. Penggunaan kemasan plastik berwarna hitam atau merah tidak disarankan. "Tidak aman untuk mengemas daging kurban," katanya.
Yang tidak kalah penting, lanjut Tulus, penyembelihan perlu memperhatian kesejahteraan hewan. Misalnya, tidak menyembelih hewan kurban di depan hewan kurban yang masih hidup. Termasuk tidak menyandingkan hewan kurban yang telah disembelih di depan hewan yang masih menunggu penyembelihan. Sebab, hal tersebut bisa membuat hewan yang belum disembelih menjadi stres. Akibatnya, daging yang dikonsumsi menjadi tidak sehat.
"Kami juga himbau agar prosesi penyembelihan juga tidak disaksikan anak kecil atau anak di bawah umur," ujar Tulus. "Hal semacam ini bisa berdampak buruk pada psikologi anak, misalnya memicu aksi sadisme pada anak-anak."
Pilihan Editor: Aismoli Beberkan Penyebab Serapan Subsidi Sepeda Motor Listrik Masih Rendah