TEMPO.CO, Jakarta - Perencana keuangan, Safir Senduk, mengkritik kebijakan pemerintah yang memberi jatah libur ke pegawai negeri sipil atau PNS terlalu banyak. Teranyar, untuk Idul Adha yang jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023, pemerintah memutuskan memberlakukan cuti bersama pada Rabu, 28 Juni 2023 dan Jumat, 30 Juni 2023.
"Memang sih, libur juga diharapkan meningkatkan konsumsi belanja dan wisatawan. Tapi tidak semua dari Anda mau keluar uang untuk belanja atau wisata dadakan begini kan?" ujar Safir melalui postingan di akun Instagram @safirsenduk, dikutip pada Rabu, 21 Juni 2023. Tempo sudah diizinkan mengutip postingan tersebut.
Safir pun mengingatkan masyarakat untuk mengendalikan pengeluaran dan tidak berlebihan mengeluarkan uang selama libur panjang tersebut. Terlebih untuk konsumsi yang tidak diperlukan.
Pasalnya, menurut Safir, keluarga di kota-kota besar biasanya mengisi libur dengan jalan-jalan ke mal, belakangan bisa berlanjut pada kegiatan yang bersifat pemborosan. "Ya, awalnya sih jalan-jalan aja, terus ditutup dengan makan di food court atau resto, kemudian beli sepatu, baju atau mainan anak karena bisa jadi anaknya merengek waktu lewat toko," ujar dia.
Adapun bagi karyawan yang belum menerima gaji, kata Safir, tambahan hari libur bisa menjadi mimpi buruk. Sebab, bisa jadi mereka belum memiliki uang saat keluarganya ingin jalan-jalan. "Bagi yang sudah gajian pun, bisa keberatan jika harus ke mall terus."
Selain bisa memicu konsumsi berlebih, Safir menilai libur yang terlalu banyak bisa menurunkan produktivitas karyawan sehingga tak bisa bersaing dengan karyawan di negara lain. Dia pun menganggap masa libur Lebaran yang terlalu lama adalah hal yang berlebihan.
"Saya selalu merasa libur Lebaran itu terlalu lama. Agak berlebihan," kata Safir. "Makanya banyak orang yang bilang, gimana produktivitas kita mau bersaing dengan negara lain kalau sedikit-sedikit ada libur."
Ia lantas mencontohkan, ketika libur, banyak pabrik tidak melakukan produksi dan perusahaan harus membayar upah lembur jika kegiatan produksi tetap dilakukan. Contoh lain, para sales tidak bisa memasarkan produknya ke kantor-kantor karena kantor tutup akibat libur panjang.
Selanjutnya: Begitu juga para pekerja lepas, ...