Upaya strategis yang dimaksud antara lain adalah proyek elektrifikasi transportasi yang secara khusus dikembangkan oleh anak usaha PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), juga proyek-proyek di sektor energi baru dan terbarukan lainnya.
“Tentu, seperti tahun-tahun sebelumnya, sektor manufaktur masih menjadi salah satu penyumbang utama, selain sektor otomotif yang di dalamnya termasuk pendapatan dari penjualan bus listrik oleh VKTR,” kata Anindya.
Bidang manufaktur pipa baja masih menjadi kontributor utama peningkatan pendapatan kami tahun ini, yaitu dari PT Bakrie Pipe Industries Rp 2,06 triliun dan PT South East Asia Pipe Industries Rp 130 miliar. Namun mulai terlihat proyek strategis seperti VKTR sudah dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja perseroan.
Beberapa unit usaha BNBR, tambah Anindya, juga berhasil mencetak prestasi bagus. PT Bakrie Pipe Industries (BPI) contohnya, mampu menorehkan pendapatan sebesar Rp2,06 triliun, atau naik 93,1 persen dibanding pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp1,06 triliun.
Pendapatan BPI melonjak seiring kenaikan permintaan dari general market sebesar Rp 578,5 miliar, dari Rp 706 miliar di 2021 menjadi Rp 1,28 triliun di 2022 dan juga diikuti kenaikan order dari sektor migas sebesar Rp 415,5 miliar (Rp 361,5 miliar di 2021 menjadi Rp 777 miliar pada 2022).
Pendapatan PT Bakrie Autoparts naik 38 persen dari Rp 679 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp 934,7 miliar di 2022. Hal ini terjadi terutama karena adanya kenaikan volume penjualan. Kenaikan ini berasal dari wholesale ATPM khususnya Mitsubishi & Hino maupun pasar suku cadang sehubungan dengan stimulus kebijakan PPNBM 0 persen hingga September 2022.
Permintaan atas produk casting juga turut naik dampak dari permintaan produk berkategori Euro-4 dan permintaan ekspor atas salah satu produk best seller Mitsubishi, yaitu MPV Xpander.
Pilihan Editor: Wijaya Karya Siap Diaudit Ulang oleh BPKP